7 Hal Yang Bisa Diperoleh di ITERA Selain Pelajaran Akademik

7 Hal Yang Bisa Diperoleh di ITERA Selain Pelajaran Akademik

Hai semuanya, saat ini aku akan bercerita tentang pengalaman ku KULIAH DI ITERA selama  5 tahun. Untuk yang belum kenal aku, yuk kita kenalan ^^

Aku Dinda salah satu mahasiswa Teknik Informatika di ITERA. Aku mulai kuliah ditahun 2015 dan sekarang sudah tahun 2020. Hahaha jangan bingung ya, inti nya skripsi ku belum beres.  Di cerita ku kali ini, aku menuliskan 7 hal yang aku peroleh di ITERA selain pelajaran akademik. Tentu nya hal ini berdasarkan pengalaman pribadi ku yah. Orang lain bisa saja mengalami hal berbeda sehingga hal yang diperoleh pun berbeda juga. Nah apa aja yah 7 hal tersebut? yuk langsung dibahas.

1.  Gabung himpunan

Foto dokumentasi HMEI tahun 2016

Awal aku masuk kuliah aku tidak tahu apa itu himpunan dan kenapa aku harus bergabung didalamnya. Saat itu aku juga tidak ingin bergabung di himpunan, alasannya karena aku tidak punya alasan gabung himpunan. Alasan lain adalah karena aku bukan pribadi yang memiliki banyak kepercayaan diri dan prestasi (hahaha) dan hal ini membuatku sulit beradaptasi. Aku adalah orang yang takut memulai percakapan, takut dengan pemikiran orang terhadapku dan masih banyak lagi. Tapi kenapa sekarang aku bisa bergabung dihimpunan? Itu karena teman-teman ku kebanyakan bergabung dihimpunan. Yaudah lah yah, yang penting gabung aja dulu.

2. Keluarga Baru

Foto dokumentasi penerimaan PDH Angkatan 2015

Kebanyakan orang menganggap bahwa kaderisasi itu menyeramkan dan tidak perlu diterapkan. Padahala proses kaderisasi yang panjang dan rumit membuat aku menjadi lebih dekat dengan teman-teman kuliah ku. FYI saat itu himpunan ku terdiri dari 2 program studi yakni elektro dan informatika. Aku pun merasa bahwa semua teman-teman bekerja keras membagi waktunya untuk kuliah dan berhimpun. Selain itu kakak tingkat yang dominan cowok dan hanya ada satu orang cewek membuat ku merasa gugup (ahahaah). Soalnya di awal-awal muka nya itu loh, macam mau nelan adek tingkat nya (wkwkw). Tapi setelah aku masuk dan mengenal lebih dalam melalui proses kaderisasi ini, aku jadi semakin nyaman berada diantara keluarga ku yakni anggota himpunan. Yang tadinya hanya ikut-ikutan berubah menjadi suka dan sayang dengan himpunan. Mungkin terdengar aneh atapun alay menjijikkan, tapi itu beneran. Aku berhasil mendapatkan keluarga baru di tempat yang baru.

3. Keberanian mencoba hal baru 

Tahun kedua ku dikampus, aku ingin menjadi salah satu bagian dari badan pengurus di himpunan. Saat itu aku memberanikan diri untuk mendaftar sebagai sekretaris, dengan pengalaman seminim mungkin yah coba-coba saja dulu wkwk. Aku juga termotivasi dari teman dekat ku yang langsung dipilih oleh kakak tingkat yang menjabat saat itu untuk menjadi bendahara. Hmm aku juga jadi tertantang untuk buktikan kalau aku juga bisa. Tapi yah apalah daya aku gak lolos gaeesss. Rasa kecewa pasti ada, tapi aku masih yakin kalau aku bisa berkontribusi dengan cara yang lain. Sampai suatu saat tiba, kakak tingkat ku menguhubungi ku dan menawarkan ku untuk bertanggung jawab sebagai kepala divisi fundraising yang inti pekerjaannya adalah nyari duit untuk dikasih ke himpunan. Hai gaes, aku gk pernah jualan dan ku sadar ku gk punya pengetahuan bisnis. But it's okay, di coba dulu saja. Aku meyakinkan diri untuk mengambil tenggung jawab tersebut dan memulai untuk menyusun program kerja divisiku.

4. Profesionalitas

Foto dokumentasi rapat panitia Competch 2016

Staff divisi ku ternyata teman sendiri alias satu angkatan denganku, akankah mereka mau mendengar arahan ku dan bekerjasama dengan ku? Ada yang mau dan ada yang tidak. Yah kita tau sama tau saja, kebanyakan dari manusia akan sulit menerima masukan dari orang seusianya. Saat itu aku tidak berharap banyak kepada staff divisi karena yang terpenting adalah tujuan dari program kerja tercapai. Aku hanya mencoba berdiskusi dengan baik dan berusaha tidak memaksa apabila mereka tidak bisa bekerja (cukup lakukan pekerjaan dengan mereka yang mau bekerja saja) karena itulah risiko bekerja sama dengan teman seusia. Disisi lain aku juga diberi tanggung jawab yaitu sebagai komdis di proses kaderisasi angkatan 2016. Yah namanya komdis pasti jadi setan lah yah, sok yang ngamuk dan marah-marah. Sebenarnya rancu banget waktu itu, disatu sisi aku harus berjualan dengan tampang ramah, baik dan senyum sumringah tapi disisi lain juga harus pasang wajah tegas dan sok berkharisma hahaha. Sebenarnya aku sudah katakan ke beberapa orang kalau itu bukan sifat aslinya begitu, marah-marah saat kaderisasi itu kan sebenarnya karena tututan peran, tapi tetep aja masih ada yg salah paham

5. Pendewasaan diri

Logo Himpunan Mahasisa Elektro dan Informatika

Tak berselang lama dari acara kaderisasi, aku memiliki masalah internal di himpunan yakni munculnya perpecahan antara elektro dan informatika. Yah saat itu informatika ingin memiliki himpunan yang eksklusif, gk mau digabung dengan elektro. Akan tetapi beberapa dari kami tidak setuju berpisah sehingga setelah melewati perdebatan dan emosi sana sini, kami memutuskan untuk tetap bersama. Kala itu himpunan nya bernama HMEI. Ahahaha lucu kalau diingat kembali, kejadian itu terjadi saat ulang tahun ke-2 himpunan. Aku menulis ini sambil tertawa dan perlu diketahui bahwa informatika dan elektro kini memiliki himpunan masing-masing. Permasalahan ingin berpisah dan tetap bergabung, tentang HMEI HME dan HMIF adalah sebuah pendewasaan untuk ku. Dari sini aku sadar bahwa segala sesuatu bisa berubah sesuai dengan kebutuhan dan masa nya. Maka aku pun juga harus bisa berubah untuk bisa menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan dunia.

6. Tahu kapasitas diri

Foto dokumentasi penerimaan PDH Angkatan 2015

Oh ya, karena peran ku sebelumnya sebagai komdis dan terkadang sebagai MC diacara himpunan dan acara kampus seperti ITERA berpijar maka aku jadi terbiasa bicara didepan umum nih (shombonkk). Hal ini membantu ku mendapat peran baru di di kepengurusan yang baru yakni sebagai kepala divisi PKA (Pengembangan Karakter Anggota). Selain bekerja dihimpunan, aku juga aktif di UKM paduan suara dan menjabat sebagai sekretaris. Saat itu aku juga berperan sebagai bendahara dalam kepanitian ICoSITer. Sesungguhnya ya teman-teman, aku mau jujur kalau sampai saat ini aku adalah orang dengan time management yang amat buruk. Hal ini mengakibatkan aku tidak bisa fokus bekerja untuk setiap tanggung jawab yang diberikan. Terlebih lagi kampus, himpunan dan UKM saat itu masih baru lahir dan harus bekerja amat keras untuk membangunnya. Permasalahan timbul ketika ada perbedaan pendapat, kesalah pahaman, dan sakit hati yang membuat ku menjadi sosok jahat di UKM dengan melepas tanggung jawabku sebagai sekretaris. Mohon maaf untuk semua yang merasa dirugikan dalam kejadian ini. Inti dari sesi ini adalah bahwa aku harus lebih sadar akan batas dan kapasitas diri dan harus lebih kompeten lagi.

7. Tanggung jawab

Foto dokumentasi riuh wisuda HMEI tahun 2016

Yah kebanyakan orang pasti pernah terlambat, ntah itu terlambat makan, terlambat bangun, dll. Nah kali ini aku terlambat wisuda gaes. Banyak faktor yang membuat ku jadi terlambat, tapi yang paling mempengaruhi adalah rasa MALAS. Beneran deh, rasa malas tuh setan banget. Sebisa mungkin kalian harus berada di lingkungan yang kompetitif ya gaes supaya tambah semangat ngerjain Tugas Akhir nya. Dan yang hal penting lainnya adalah banyak berdoa supaya Tuhan kasih dosen pembimbing dan penguji yang baik hati dan mempermudah kalian dalam hal bimbingan, revisian, komunikasi, dll. Karena gk semua dosen itu perhatian dan gk semua mahasiswa itu tahu diri, jadi bijak-bijak lah dalam menyelesaikan TA yah. Ingat! Seberapa pun sulitnya skripsi dan matakuliah yang diambil, kita tetap harus tanggung jawab dengan menyelesaikan kuliah ini hingga kita beroleh predikat LULUS. Semangat berjuang!!